Penolakan masal terhadap Linux dan Free Software

Linux masih belum siap pakai. Adalah apa yang banyak sekali orang serukan, bukan hanya di indonesia tapi di luar negripun banyak sekali forum berbagai macam posting yang bilang hal tersebut.


Tapi menurut saya, ketidaksiapan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan hal-hal teknikal. Seperti yang dulu pernah dialami saat linux masih anak-anak. Sekali lagi, ini hanya menurut saya.


Linux dan Free software sudah ada sejak lebih dari sepuluh tahun lalu, tapi orang-orang awam bahkan tidak tahu kalau benda semacam itu ada di dunia ini. Mereka tidak tahu ada sebuah software yang tidak dibuat oleh sebuah perusahaan besar yang membayar kayawaanya untuk melakukan coding.


Tidak sadar kalau mengubah kode dalam aplikasi itu bukan hanya cracking serial atau bypass aktifasi.


Kasus yang lumayan agak ramai di tahun kemarin dan awal tahun adalah Windows 8. Meski banyak sekali yang kecewa dengan produk itu tapi penggunaan OS lain tidak ada yang meningkat secara derastis. Dalam hal ini OS X juga termasuk.


Mereka lebih memilih balik lagi ke produk lawas kayak Windows 7 atau malah sekalian beli aja komputer baru (Desktop/Notebook/Netbook).

Kenapa? karena mereka tidak tahu alternatif lain. Bahkan bagi mereka yang masih setida dengan windows 8-nya tapi ingin start menu, kadang mereka download dan instal software berbayar yang tidak mau mereka bayar (alias mbajak) meski padahal ada Classic Shell yang siap digunakan dan gratis.




Sebagian besar orang tidak tahu apa itu softare free dan open source, dan jika mereka tahupun mungkin paling jauh nyangkutnya ke firefox dan itupun juga hanya tahu free-nya (gratis dan bukan bebas).


Dan mari kita abaikan orang yang menganggap kalau google Chrome itu seratus persen buatan google.


Selain orang yang tidak tahu informasi itu ada juga orang yang punya alasan tidak mencoba linux karena libreoffice tidak punya atau tidak sanggup untuk digunakan sehari-hari hanya karena menu dan nama dari fitur yang dicari berbeda.


Jenis lainnya lagi adalah bukan profesional yang punya tool profesional tapi tidak sering memakainya tapi mereka merasa sangat membutuhkannya. Dalam hal ini kebanyakan adalah corel, adobe, dan beberapa audio/video editor.

Mereka sama sekali tidak punya niat untuk memberikan free software. Dalam kasus temen saya, dia lebih memilih mendownload dan menginstal vegas (yang bahkan dia nggak paham cara makenya) hanya untuk menggunakan fitur yang di openshot / movie maker saja bisa langsung dipakai.


muo0_Front2.jpg


Masih punya jarak dengan tool-tool pro atau enterprise, saya akan mengakui itu.


Meski GIMP dan Krita memang sudah cukup untuk saya, tapi bagi kalangan profesional yang benar-benar serius dalam bidangnya kadang tool free masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka dan menggantikan produk adobe, corel, dan autodesk.


Saya memang mencintai free software tapi saya akan tetap kritis dan tidak memaksakan pikiran saya kepada siapapun.


Linux sudah siap untuk pengguna biasa. Bahkan bagi siapapun yang tidak punya latar belakang ilmu komputer. Jika kebutuhan anda hanyalah mendengarkan musik, menonton vidio, menggunakan internet, serta membuat dokumen untuk tugas.


Saya jamin linux tidak akan memperlambat apapun yang anda lakukan, dan malah sebaliknya. Waktu yang biasa anda gunakan untuk menunggu sitem melakukan loading program bisa anda manfaatkan untuk hal lain.


Mungkin perbedaan tampilan atau cara kera (workflow) di linux akan membuat anda sedikit bingung pada awalnya, tapi setelah anda menghabiskan waktu bersama linux mungkin rasa sebentar lagi anda akan jatuh cinta pada sikap yang dimiliki linux.


Linux itu terbuka. Tidak ada rahasia-rahasiaan di antara kalian.


Linux itu penurut. Your wish is her command, anda bisa melakukan apapun padanya tanpa batasan.


Linux itu ramah. Keluarga linux akan dengan senang hati membantu jika anda menadapat masalah.

Linux itu cantik. Luar dan dalam.


Music_Mockup1b.png


Kalo aja MAYA itu orang, udah saya ajak dia ke KUA. If you know what i mean.

Thanks.

Komentar