Windows 10 pilihan yang lebih baik untuk Munich

Sumber : Zdnet

Post ini bukan translasi, tapi interpretasi dan pendapat pribadi.

Belakangan ini, ada kabar yang bilang kalau Munich, kota yang dari berathun-tahun yang lalu menggunakan Linux mulai berpikir untuk beralih ke Windows 10. Sebelum disebarkan beritanya mari kita lihat siapa dulu yang ngomong dan dari mana asalnya.

Yang memulai cerita ini dan menyebarkannya di internet adalah Accenture, partner Microsoft di Jerman.


Image by Zdnet.

Accenture itu bukan hanya sekedar partner lama Microsoft, tapi juga adalah peraih penghargaan  Microsoft's Alliance Partner of the Year in 2016. Atau lebih tepatnya juara bertahan dalam sembilan tahun dan punya peran besar dalam penjualan produk-produk Microsoft selama dua belas tahun ke belakang.


Munich sendiri adalah kota terbesar ketiga yang pindah ke Linux dan Open Office pada 2003 lalu. Proses perpindahan 15.000 PCnya berakhir pada tahun 2013 lalu. Dan mulai sejak itu pula, Microsoft sudah berkali-kali mencoba memabawa Windows ke dalam lingkungan pemerintahan Muncih lagi.

Dengan berbagai cara tentunya, yang paling umum adalah lobi-lobi sama politikus dan juga penyebaran FUD.

Setelah project perpindahan selesai, Microsoft memberikan kalim kalau Linux plus proudk open source lainnya punya biaya lebih dari 60 juta euro. Sedangkan Windows XP dan Office mengklaim biayanya hanya 17 juta euro.

650x300xopenoffice-vs-libreoffice.png.pagespeed.gp+jp+jw+pj+js+rj+rp+rw+ri+cp+md.ic.IxL3FX0g3A.png

Hal-hal semacam ini adalah taktik-taktik lama, dan taktik lama ini sama sekali tujuannya bukan untuk mendapatkan kembali 15.000 PC di Munich untuk bisa menjalankan Windows lagi. Tapi agenda yang lebih luas.

Dibandingkan dengan aset Microsoft sekarang, keuntungan yang didapatkan dari mendapatkan kembali tempat di pemerintahan bisa dibilang tidak seberapa. Yang lebih penting dari “cerita terbaru” yang Accenture buat adalah menunjukan pada dunia kalau Linux dan open source itu tidak ‘just works’ dan malah perlu biaya tambahan daripada produk mereka.

Mengesampingkan posisi Desktop Linux sekarang, tapi pada dasarnya hampir semua orang sudah menggunakan Linux dalam kegiatan sehari-hari. Contoh paling gampang yang Android, dan bahkan Chrome Os juga sudah mulai mendapatkan traksi dalam masalah penjualan.

Dua-duanya berjalan di atas kernel linux. Tapi kebanyakan orang masih belum sadar.

Dan kesadaran semacam itulah yang sedang coba dihalangi untuk bisa jadi pengetahuan umum. Jika orang-orang dari kelas enterprise mulai sadar kalau Linux punya banyak aplikasi dan nilai investasi mungkin bukan cuma Google yang akan masuk penggorengan tapi perusahaan besar lainnya.

Sebuah perusahaan bisa membuat OS/Software Khusus custom untuk karyawan dan, atau clientnya sendiri tanpa harus membayar pada siapapun dengan bebas. Selain itu segmen IOT juga sudah mulai naik pamornya dan mulai turun ke pasar, dan untuk peralatan kecil semacam itu, untuk sekarang pilihan yang paling logis cuma berasal dari produk open source. Bukan cuma linux.

Jika sampai nilai sesungguhnya linux diketahui orang-orang umum, tidak menutup kemungkinan kalau nasib bisnis ponsel Microsoft (yang dikalahkan IOS dan Android) bakal menular ke bisnis Dektop dan memaksa Microsoft beralih jadi perusahaan Cloud plus Gaming.

Windows sendiri memang masih diperlukan, sangat diperukan oleh banyak sekali orang. Tapi, daripada bilang seseorang perlu Windows mungkin akan lebih tepat dibilang kalau orang-orang butuh aplikasi yang hanya bisa berjalan di Windows.




Photoshop, AutoCAD, SolidWorks, dan lain-lain, dan lain-lain. Tapi orang-orang yang tidak butuh aplikasi pro semacam itu pasti jelas jauh lebih banyak. Jika trend ini terus berlanjut mungkin sepuluh tahun lagi Microsoft akan menggantikan posisi Apple sebagai produk SPECIAL.

Produk yang hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja untuk kebutuhan KHUSUS. Dan posisi semacam itu sama sekali bukan posisi yang buruk.



Komentar