Terjebak Di Masa Lalu

Sebuah software itu dibutuhka, penting, dan harus dimilliki. Tapi meski begitu mereka tidaklah seberharga itu. Mereka tidak cukup berharga untuk mampu membuat sebagian besar orang mau mengeluarkan uang untuk membelinya.

Menjadikan rasio 80 : 20 adalah hal normal. Bagi yang belum tahu, ini adalah pengetahuan umum bisnis yang artinya 80% keuntungan itu selalu didapatkan dari 20% pelanggan.

Saya tidak tahu di luar negri sana bagaimana tapi dari pandangan saya, di Indonesia sebuah software itu tidaklah terlalu berharga. Sebab standart berharga di sini adalah kalau barangnya bisa dipegang, dipamerkan dan orang lain tidak punya hal yang sama.

Mungkin hal ini juga yang membuat produk apple tetep laris dibeli meski secara software mereka itu 11 : 12 dan kadang bahkan tertinggal dari yang lainnya. Sebab kebutuhan utama kebanyakan dari mereka adalah logo applenya, fungsionalitas yang sesungguhnya malah kadang dijadikan nomer dua.

Dalam kasus ini mari kita kesampingkan orang-orang yang bahkan tidak tahu kalau membajak software adalah tindakan kriminal.

Lagipula tindakan kriminal bukan lagi tindakan kriminal jika komunitas sosial menyetujuinya dan semua orang sengaja tutup mata. Yang paling penting bukanlah hukum dan undang-undang, melainkan pandangan masa terhadap sesuatu.

Jika mereka menganggap kalau membajak software tidak apa-apa berarti hal itu jadi tidak apa-apa dan sama sekali bukan masalah. Lalu kalau masa bilang jika produk FOSS itu murahan dan tidak layak untuk dimiliki. Berarti memang begitu.

Setidaknya untuk mereka.

Dan tolong jangan ada yang tersinggung.

Kelebihan terbesar FOSS adalah mereka bebas diapakai, disebar, dan dimodif lalu tentunya juga bebas biaya. Tapi kelebihan ini jadi bukan kelebihan kalau mereka memperlakukan software komersial berbayar sama seperti FOSS. Dan yang lebih buruknya lagi adalah hal ini jadi kebiasaan. Atau kalau boleh saya katakan.

Kebudayaan.

Tapi mari kita tinggalkan topik tentang laglitas, undang-undang, hukum, dan idealsime sekarang. Sebab orang yang tugasnya menjaga hukum juga ikut-ikutan jadi pembajak saya tidak akan terlalu berharap kalau ada mau menangani masalah ini tanpa ada sesuatu.

Saya ingatkan sekali lagi, semua yang saya tulis adalah hasil dari pemikiran saya yang ditulis dari sudut pandang saya.

Saya selalu berpikir kenapa seseorang harus membajak sebuah software, dari posting saya sebelumnya fungsionalitas sudah bukan lagi alasan. Lalu kenapa? saya punya banyak jawaban tapi saya tidak akan bahas semuanya sekarng.

Soalnya saya nulis sambil kerja.

Ok. Salah satu penyebab orang masih membajak software dan menjadikan kegiatan itu sebagai buadaya adalah.

Mereka masih hidup di masa lalu.

Pomodoro-Apps-For-Linux-Users.jpg

Dan kenapa mereka bisa terjebak di masa lalu? karena mereka bergantung pada propietary software yang sering perlu waktu bertahun-tahun untuk muncul lagi updatenya.

Contoh paling gampang dari kasus terjebak di masa lalu ini adalah notepad di windows. Saya tidak tahu kenapa Micro$oft tetap mempertahankan program kecil yang jarang banget dipake ini sampai sekarang.

Tapi yang jelas, meski dipertahankan mereka tidak pernah melunturkan tradisi untuk menjaga aplikasi kecil ini tetap simple. Atau kalau boleh saya bilang, minim fungsi. Tapi tunggu dulu, sebelum saya bilang minim fungsi saya ingin tanya pada yang baca.

1.Sebenernya fungsi notepad ini apaan sih?

2.Kalian pake notepad buat apaan sih?

3.Dan seberapa kalian sering pake nih aplikasi?

Silahkan berikan jawaban kalian di kolom komentar. Tapi sebelum itu saya juga ingin kasih jawaban personal saya sendiri.

1.Saya gak tahu. Tapi dari namanya sih keliatannya aplikasi ini dibuat sebagai “note taking app” hanya saja kalau memang begitu fitur “cuma tulis teks” yang dia miliki sama sekali tidak mengindikasikan apa yang saya pikirkan. Tidak ada formating tool yang cukup untuk membuat saya tahu apa saja yang sudah saya lakukan, sudah saya dapatkan atau belum, dan ngatur warana aja gak bisa. Lagipula kalau emang cuma buat sekedar seperti itu, Sticky note sudah lebih dari cukup.

2.Ngoleksi link, quotes dan jadi klipper. Ada orang yang peka aplikasi sebagai arena koding, tapi jelas gak ada bahasa pemrograman macam apapun yang diintegrasikan ke aplikasi ini sehingga saya yakin kalau salah ketik tidak bisa dihindari.

Sebagai catatan, silahkan download notepad++ atau gedit bagi yang mau mengdit kode program atau yang sejenisnya.

3.Jarang banget. Jangan hubungi saya kalau perlu keterangan lebih lanjut.

Di bawah ini anda bisa lihat seberapa banyak Notepad telah berevolusi.

Versi lama.
1997 - 1998

Dan ini versi barunya.
2012 - 2013

Komentar saya cuma satu. No Comment!

Orang yang hanya memakai produk lama hanya akan tahu cara memakai produk lama, dan kalau orang sudah terbiasa memakai produk lama mereka akan susah pindah ke produk baru dan menggunakan sesuatu dengan cara yang baru. Lalu pada akhirnya memaksa developer membuat produknya dengan basis produk lama.

Setelah itu produk lama dengan muka baru muncul ke pasar. Dan yang berpikir seperti itu seperinya bukan cuma saya, tapi juga Google. SE itu menunjuka isi pikirannya dalam april foolnya yang berbunyi.

“How do we completely redesign something while keeping it exactly the same?”

Saat peluncuran Gmail Blue.

Terjebak di masa lalu akan membuat orang tidak tahu apa yang ada di sekitarnya. Dia jadi tidak tahu kalau ada cara/fitur/tool yang jauh lebih baik dari apa yang sudah dia lakukan selama bertahun-tahun.

Jika anda terus memakai windows mulai dari kecil sampai dewasa dan tidak mau melihat ke arah lain, ada kemungkinan besar kalau anda bakalan cuma tahu Windows dan punya anggapan lama yang bunyinya.

“Kalau bukan Intel tidak bagus dan kalau bukan Windows berarti bukan komputer”


Jika anda terus pencet tombol pearl biru dengan gambar jenda di bagian kiri bawah layar komputer anda, mungkin anda gak akan tahu kalau daripada beli monitor baru Virtual dekstop itu jauh lebih murah dan efisien.


Dan jika anda terus pake Windows Explorer, mungkin sampai kapanpun anda gak akan pernah tahu kalau file manager itu bisa melakukan apa yang namanya “open in new tab”

Orang yang terjebak di masa lalu tidak akan tahu kalau teknologi sudah meninggalkan mereka sangat jauh di belakang. Dan orang yang terjebak di masa lalu akan sangat sulit menerima perubahan. Sesulit china ngelepasin XP dan juga sesulit consumer nerima Modern UI. Atau mungkin sesulit korea lolos dari IE.




Sebagai catatan, yang dipakai orang-orang di atas adalah komputer Mac jadul.

Saya agak tidak percaya dengan telinga saya sendiri, tapi di tahun 2014 ini saya masih menemukan orang-orang yang merekomendasikan Realplayer yang bloating dan Winamp yang sudah hampir mati ke saya.

Di saat di luar sudah membahas cloud, openstack dan container sebagai topik sehari-hari, kita malah masih sibuk mengajarkan VB6 pada anak jurusan IT dan mengajarkan cara menginstall windows XP pada anak SMK yang masih kelas satu.

Kalau kita masih terikat pada teknologi klasik semacam itu, saya sangat skeptis pada masa depan IT di Indonesia.

Pendidikan saya belum tinggi dan pengalaman saya belum banyak, jadi pasti ilmu yang saya miliki juga sangat terbatas. Karena itulah tolong jangan anggap terlalu serius tulisan ini.

Komentar

  1. Satu kelebihan Notepad dibandingkan secara head to head dengan Gedit adalah kecepatan eksekusinya. Coba bandingkan saja. Gedit butuh waktu sekitar 1 detik lebih (setidaknya di mesin saya dan beberapa mesin yang sudah saya tes sendiri) untuk start sedangkan Notepad tidak sampai satu detik. Gedit sama sekali tidak menyaingi kecepatan start Notepad. Padanan kecepatan start yang setara Notepad di Linux justru Pluma, bukan Kate ataupun Kwrite.

    Untuk perbandingan akang antara VB dengan cloud/openstack, sekiranya ini kurang sesuai untuk diperbandingkan. Tentunya beda alam antara cloud dengan desktop.

    BalasHapus

Posting Komentar