Etika Menjawab

Kalau yang lain kebanyakan memberikan beberapa penjabaran tentang cara bertanya yang benar tentang masalah linux dan sejenisnya. Tapi saya, sebagai seorang yang lebih sering menjawab daripada bertanya menemukan kalau jawaban yang diberikan oleh sebagian orang itu kadang bukanlah apa yang ingin didengar oleh si penanya.

Etika bertanya itu penting, tapi sebagai seorang yang menjawab saya rasa etika menjawab juga sama pentingnya. Sering saya menemukan banyak jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seorang user linux baru itu tidak nyambung, melenceng, atau bahkan jadi bahan guyonan.

Yang begini ini kadang bikin si penanya jadi langsung nyerah dan gak pernah datang lagi, user baru yang baru pindah langsung ngapus instalasinya, lalu ada anggapan kalau komunitas linux itu tidak ramah dan dipenuhi orang-orang sok tahu.

Jika kalian sering membaca kata-kata flaming untuk linux dari para haternya entah itu di forum terbuka, komen di suatu site, serta bahkan blog khusus yang dibuat untuk membahas semua keburukan linux maka harusnya banyak yang tahu kalau sumber kebencian mereka itu beberapa di antaranya adalah.

  1. Menemui masalah yang belum pernah ditemui dan tidak bisa mereka atasi.
  2. Menanyakan tentang masalahnya dan meminta instruksi tapi usahanya tidak berhasil.
  3. Mendapatkan jawaban yang berbeda-beda sampai si penanya jadi bingung.
  4. Disuruh mengeksekusi perintah di terminal yang rumit tapi akhirnya tetep gagal.
  5. Merasa dibodoh-bodohkan oleh user yang lebih senior yang keliatannya sok tahu.

linux-community.jpg
Taken from google.

No. .no. no. no. . . tolong jangan bully saya. Selama ini saya belum pernah menemui komunitas linux yang ekstrem dan senang melemparkan kata-kata yang tidak enak dibaca saat saya bertanya. Tapi meski begitu, tidak semua orang seberuntung saya.

Semua orang punya pikiran yang berbeda, dan tentu saja di dalam komunitas linux ada orang-orang yang berhaluan agak keras. Ada yang hanya sekedar selalu memberikan komentar sinis pada apapun, ada yang langsung hilang kontorl saat OS kesayangannya dapat kritik, serta juga ada yang senang sekali mendiskriminasi platform lain serta usernya.

This is real. Kenyataan. Bukan fiksi dan bukan karangan.

Dalam beberapa tahun ke belakang memang keadaan agak lumayan kondusif sebab kebanyakan fokus dunia teknologi bukan lagi ke desktop tapi ke peralatan mobile. Tapi sebelum itu, perang kata-kata antara user dari berbagai platform terjadi di mana-mana.

Contoh paling gampangnya. User linux membenci mac, tapi mereka lebih benci dengan windows. User mac membenci linux tapi mereka lebih benci windows. Dan user windows menganggap os selain windows itu bukan apa-apa diabndingkan os milik mereka yang menguasai sembilan puluh persen lebih populasi komputer dunia.

Jadi apa yang saya coba katakan adalah, selama masa perang kata-kata itu saya menemukan kalau alasan linux dibenci setengahnya bukanlah masalah teknis. Atau boleh saya bilang kalau yang dibenci itu adalah usernya.

Sekali lagi. Jangan bully saya. Saya hanya menuliskan kesimpulan pribadi saya.

Sekarang mari kita kembali ke masalah pertanyaan dan jawaban.

Kenapa orang bertanya? karena mereka ingin mendapatkan jawaban.

Kenapa mereka tidak googling? karena mereka ingin jawaban yang to the point yang mereka bisa langsung pahami. Tahu sendiri kan, seringnya jawaban yang ada di google itu berbahasa Inggris.

Kenapa mereka bertanya pada kita? karena mereka menganggap kita lebih mudah untuk didekati. Lebih mudah diajak bicara dan tentu berhubungan dengan kita jauh lebih interaktif.

Oleh sebab itu, saya akan memberikan beberapa line untuk saya sendiri sebagai seorang penjawab.

  • Jika tidak tahu jawabannya tolong jangan menyibukan diri.

Jika kalian tidak tahu jawaban dari sebuah pertanyaan tolong jangan menyibukan diri dengan menuliskan hal-hal yang sama sekali tidak berguna dan tidak menolong atau menuliskan joke yang sama sekali tidak lucu.

Saya sering sekali mendapati ada jawaban-jawaban berupa UP, KOMEN, NUMPANG LEWAT, NYIMAK, 0_0, dan juga emoticon.

Sebagian besar penanya memang membiarkannya begitu saja, tapi jika saya yang bertanya saya akan merasa agak kecewa dan juga terganggu. Kenapa?

Dua menit setelah saya bertanya ada sebuh notifikasi bahwa pertanyaan saya ada yang memberikan komentar, tapi begitu saya membukanya (pake hp) eh ternyata isinya cuma tulisan-tulisan yang sudah saya tunjukan di atas.

Mungkin gak ada yang bermaksud, tapi saya sendiri merasa kalau yang kayak di atas itu agak tidak sopan dan kesannya meremehkan penanya dan pertanyaanya.

Bagi kita mungkin apa yang mereka tanyakan itu tidak penting atau urgent, tapi bagi mereka mungkin saja lain.

Jika ada pertanyaan yang saya tidak tahu biasanya saya akan membiarkan orang lain yang menjawabnya atau memberikan referensi di mana atau ke siapa kira-kira pertanyaan itu bisa dijawab.

  • Jangan berikan jawaban yang menyimpang.

Pertanyaan : Rythmbox sama Bansee bagusan mana ya?

Jawaban 1 : Maksudnya bagus yang gimana nih? Rythmbox itu simple tapi kalo sekedar dengerin musik sih cukp, Banshee fiturnya agak lebih banyak dan juga bisa puter video tapi konsumsi memorinya lumayan gede.

Normal.

Jawaban 2 : Clementine paling bagus.

Saya paham. Bagi anda mungkin clementine paling bagus, dan mungkin clementine memang paling bagus. Fiturnya banyak, android I-Phone langsung jalan, memory footprintnya dikit, bahkan bisa diremote lewat wi-fi. Tapi jawban ini tidak nyambung dengan pertanyaanya.

Jika yang ditanyakan adalah music player paling bagus jawaban semacam ini sudah cukup. Tapi sayangnya pertanyaannya bukan itu.

Jiwa berbagi kita itu sangat besar, dan kita selalu ingin berbagi apa yang menurut kita bagus pada orang lain. Tapi jika kita ingin merekomendasikan sesuatu pada seseorang, tolong jadikan misi itu nomor dua dan misi nomor satunya adalah menjawab pertanyaan orang itu dulu.

Jawab dulu pertanyaanya. Bikin perbandingan di antara kedua software itu lalu tentukan mana yang terbaik menurut dirimu. Setelah itu baru bilang, Software XXXXX emang bagus, tapi lebih bagus itu Clementine karena alasan XXXXXYYYYYZZZZZ. Begitu.

Kasus yang paling sering saya temui adalah ketika seseorang bertanya cara benerin osnya dia langsung disuruh migrasi. Gampangnya, kubuntu saya slow, gimana cara bikin performanya naik?

Jawaban yang baik itu bukan GANTI LUBUNTU AJA, COBA PAKE MATE, atau BELI RAM BARU. Tapi tanya dulu speknya, kartu grafisnya apa dan beberapa detail lain setelah itu kasih baru jawaban.

Jika masalah grafis, instal driver propietary. Jika emang spek komputernya gak mumpuni buat kubuntu, baru bilang SPEKNYA KURANG BRO, SAYA SARANIN MIGRASI KE OS DENGAN DE YANG LEBIH RINGAN KAYA XXXXX ATAU YYYY.

Jangan utamakan promo dan pikirkan maslahnya terlebih dahulu.

  • Jangan buru-buru menyalahkan penanya.

Mereka bertanya, kita menjawab dan mereka bilang kalau metodenya tidak berhasil.

Jangan langsung beranggapan kalau si penanya tidak mengikuti instruksi kita dan atau salah dalam mengeksekusi perintah yang kita berikan padanya. Minta screensootnya, minta error messagenya, intinya minta detail dari apa yang terjadi setelah metode yang kita beritahukan padanya tidak berhasil.

Salah satu pembeda distro linux dengan os lain adalah, pengalaman seseorang akan berbeda tergantung pada di hardware apa instalasi berada dan siapa yang melakukan instalasi. Saya touchpad, wifi, bluetooth, kamera dan multimonitor langsung jalan tanpa masalah.

Tapi dalam dunia linux, difersity itu hal biasa. Jadi normal kalau sesuatu yang di saya just works tapi di orang lain just (barely) work.

  • Jangan memberikan jawaban sesat.

Meskipun main-main, jawaban sesat itu tidak boleh dituliskan. Sebab ada orang-orang yang tidak bisa membedakannya. Bisa-bisa malah menimbulkan masalah.

  • Berikan jawaban yang mudah berdasarkan prespektif penanya.

Memberikan jawaban sesuai tingkat pengetahuan dan kebiasaan si penanya. Yang satu ini memang gak mudah, tapi bukan tidak mungkin. Bisa dilihat dari kalimat tanyanya.

Contoh masalahnya adalah seperti ini.

Suatu hari ada notifikasi kalau folder contacts untuk kmail tidak ada dan si penanya tidak tahu bagaimana cara mengatasinya.

Jika si penanya kira-kira punya pengetahuan yang cukup kalian boleh memintanya untuk melakukan MKDIR lewat terminal sebab cara itu paling cepat, tapi jika kira-kira penanya itu masih baru banget minta aja dia buat foldernya secara manual lewat Dolphin.

Jika Windows pernah punya One Fit All, Distro linux punya SERIBU JALAN MENUJU ROMA. Pengguna linux tidak pernah terpaku pada satu pilihan.

  • Jangan keluar topik dan ngobrol sendiri.

Tentu saja ngobrol tidak bisa sendiri, kalau sendirian namanya bukan ngobrol tapi introspeksi diri. Jarang terjadi, tapi kadang ada aja yang ngobrol tanpa membicarakan masalah yang ditanyakan oleh seorang user.

Jangan tanya kenapa saya tidak membolehkannya!!! bayangkan situ tanya jalan sama orang tapi orangnya malah bahkan gak negilirik ke kita.

Jika postnya adalah sebuah post Hit And Run, biarkan saja dan supaya cepet tenggelam dan memberikan kesempatan untuk penanya yang lebih membutuhkan untuk mendapatkan perhatian anda.

  • Jangan memberikan jawaban yang terlalu bervariasi.

Kata si A caranya begini, kata si B caranya begini, dan kata si C caranya begitu. Biarkan user mencoba dulu cara pertama, kalau dia balik lagi baru berikan cara kedua. Tapi jika maslahnya langsung solved tolong tahan diri saja dulu. Mungkin giliran anda untuk menolong orang masih belum dateng.

Hal ini cuga teraplikasi pada masalah pertanyaan tentang definisi. Jika pendapat anda hampir sama tidak usah tuliskan dari awal, Cukup berikan perbedaan dari apa yang anda tahu.

Untuk sementara saya hanya bisa merangkum segini. Jika ada yang kelewat mohon infokan saya. Dan kalau ada salah ketik mohon maafkan ya.

Komentar

  1. Aku pernah dapet jawaban, "Googling aja, banyak kok jawaban di forum2. Pake linu gak boleh malas."

    BalasHapus

Posting Komentar