Menyalahkan Perkembangan Teknologi

Ini agak gak nyambung dengan topik yang biasanya saya angkat, tapi telinga saya agak gatal gara-gara keseringan mendengar statements yang saya rasa aneh tentang perkembangan teknologi.

Jika perkembangan teknologi itu orang, pasti sekarang dia sedang sangat galau. Dan tingkat kegalauannya itu sudah cukup parah untuk bisa membuatnya jadi gila. Kenapa bisa sampai begitu? karena dia dia dituduh sudah bertanggung jawab atas banyak sekali kasus kriminal yang menimpa orang-orang di seluruh dunia.

Dan bahkan yang bukan kasus kriminalpun dianggap adalah hasil dari perbuatannya.

Ada anak TK yang ketagihan main game di hpnya, salah perkembangan teknologi. Ada anak SD yang kecanduan main game online dan susah disuruh makan, mandi dan belajar, atau jadi tukang bully temannya sendiri, salah siapa? salah perkembangan teknologi. Ada anak SMP yang bangga dengan statusnya yang sudah berpacaran dengan gadis SD? salah perkembangan teknologi. Ada anak SMA yang bikin dokumentasi reproduksi yang bisa didownload dengan mudah, salah perkembangan teknologi. Lalu ada mahasiswi yang setelah bertemu dengan orang yang dia juga kenal secara online dieketmukan sudah “OUT”, salah perkembangan teknologi. Dan yang terakhir, ada yang ketipu setelah melakukan transaksi online juga adalah salah perkembangan teknologi.

Tapi tunggu dulu!!!!.

Memangnya perkembangan teknologi itu siapa? dia bahkan bukan orang. Jadi bagaimana bisa dia menyuruh seseorang menjadi kriminal dan menyuruh lainnya jadi korban. Kalau kita ingin menuntut, siap yang harus kita tuntut?

Apakah Bill Gates yang Windowsnya sering dibajak dan dipake secara luas di warnet-warnet?, apa Linus Torvald yang bikin para pebisnis bisa bikin server dengan murah? apakah Larry dan Sergey yang bikin nyari pengetahuan jadi gampang? Zuckerberg yang sudah meledakan bom social media? Sandy Lerner yang mendirikan cisco? atau mungkin Charles Ranlett yang jadi pelopor komputer komersial?

Siapa?

Perkembangan teknologi itu siapa?

Sekarang kita gunakan sample lain.

Suatu hari saya beli Nissan GTR dan saya gunakan sebagai kendaraan saat saya merampok bank. Setelah saya kejar-kejaran dengan polisi ala NFS di PS2 saya busted dan ditangkap, kemudian saya dimasukan ke penjara dan diadili. Lalu?

Siapa yang dituntut?

Yang jelas saya pasti dituntut. Tapi kalau kebiasaan kita menyalahkan perkembangan teknologi kita aplikasikan dalam pengadilan kasus saya, berarti yang dituntut bukan cuma saya tapi juga si Nissan. Kenapa? karena gara-gara Nissan bikin GTR saya jadi bisa beli, dan begitu saya beli saya bisa ngebut sambil bawa uang. Intinya gara-gara Nissan bikin GTR saya jadi bisa berbuat kejahatan. Karena itulah Nissan juga ikut kena tuntutan.

280px-Nissan_GT-R_01.JPG
dari en.wikipedia.org

Ini kasusnya mirip dengan Tor Network. Tor menyediakan jaringan anonymous untuk menjaga usernya dari tindakan sadap-menyadap, ambil-mengambil data tanpa ijin, dan melindungi informasi user penting lainnya.

onionroutingfig5.png
dari en.wikipedia.org

Tapi meski tujuan dibuatnya baik, tetap saja ada orang yang menggunakannya untuk kegiatan yang tidak benar. Dan hal itu tidak hanya teraplikasikan pada Internet.

Mobil dibuat untuk mempermudah transportasi darat, tapi yang dipermudah bukan hanya hal baik. Ada juga yang bawa ganja, minuman keras, dan benda-benda lain. Kapal dibuat untuk menyebrangi lautan, tapi apa yang mau disebrangkan tergantung dari yang memilikinya. Bisa orang, bisa barang elektronik, bisa juga minyak mentah.

Jadi, sama seperti kita tidak bisa menyalahkan Nissan kita juga tidak bisa menyalahkan penyedia Tor Relay, kita juga tidak bisa seenaknya dan dengan gampangnya bilang kalau kemerosotan moral, turunnya keperdulian, maraknya tindakan kriminal adalah hasil dari perkembangan teknologi. Tapi hasil dari menyusutnya pikiran baik orang-orang yang menggunakannya.

Teknologi hanyalah benda, sebuah alat. Baik buruknya tergantung dari yang menggunakannya.

Sekarang saya ajak untuk berpikir lagi.

Siapa yang memberikan smartphone pada anak kecil, memberikan akses pada anak kecil yang bahkan belum bisa baca, apalagi paham bahasa inggris? Orang tuanya!!!. Bukan perkembangan teknologi. Seberapa canggihpun teknologi anak kecil tidak akan bisa beli smartphone sendiri untuk digunakan sebagai mainan.

Siapa yang memberikan uang untuk anaknya main game online di warnet sampai tengah malam? siapa yang tidak memberikan peringatan/hukuman atau setidaknya peraturan untuk membatasi waktunya dengan tegas? Orang tuanya!!!. Sekali lagi, seberapa cangghipun teknologi. Yang namanya anak kecil itu tergantung pada orang tuanya, dan ketergantungan utama mereka ya apalagi kalau bukan masalah finansial. Uang!!!!

Pacaran, alay-alay-an, sex bebas. Gak perlu beli buku tebel dan buka wikipedia hanya untuk tahu cara mempraktekannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Sebagian besar sinetron temanya pacaran, sebagian film horror yang bintangnya kalau gak JUPE atau DP udah nyontohin free sex selain itu juga ada lagu-lagu yang kalau gak konotasinya negatif ya liriknya alay.

Lengkap kan? Perkembangan teknologi tidak pesatpun kalau lingkungannya kayak begitu hasilnya tetap akan buruk. Anak kecil yang punya kemampuan tiru-meniru besar ya lama-lama bakalan kebawa lingkungan. Menemukan tayangan bagus di Indonesia itu sama sulitnya dengan mencari jarum di tumpukan jerami atau mencari jerami di tumpukan jarum. Sakit-sakitan dulu baru bisa nemu.

Selain taraf moral yang menurun, gara-gara kita sudah dijadikan konsumer oleh perusahaan-perusahaan yang punya asas di bawah.

  • Stupid people are easily influenced.
  • We can make money off stupid people.
  • Increase number of stupid people.
  • Increase profit.

Taraf intelejensi kita juga sepertinya sudah menurun. Bagaimana bisa seseorang mau-maunya diajak jalan ke tempat tidak jelas oleh orang yang juga tidak jelas? harusnya sebelum bilang ok dan janjian pikir dulu ribuan kali!!!

Orang yang sudah kenal lama saja bisa berbuat jahat pada sesamanya, apalagi orang yang bahkan nama dan wajahnya saja belum tentu asli. Waspadalah!! waspadalah!!. Lalu kalau ingin melakukan transaksasi online, lakukan sedikit penelitian dulu. Apakah track record dari layanan yang dipilih itu bagus atau tidak. Kalau tidak mau repot ya pilih nama-nama yang sudah terkenal. Bhinneka, Lazzada, atau kalau kurang gede Amazon jika perlu.

Pada akhirnya, yang namanya teknologi itu hanya alat. Jadi baik atau buruknya tergantung dari dari orangnya sendiri. Jadi jika ada ngaji tetap liat smartphonenya yang salah bukan ponselnya, tapi orangnya. Jika ada yang FB-an saat kerja yang salah itu bukan FB-nya tapi orangnya. Dan meski tidak nyambung, tapi jika ada anak kecil yang kecelakaan saat memakai kendaraan bermotor yang salah bukan motornya tapi anak-nya! dan mungkin juga emak bapaknya.

Menyalahkan perkembangan teknologi itu hanyalah sebuah alasan mudah untuk mengalihkan perhatian dari tugas dan tanggung jawab serta pengawasan kemudian juga kontrol dari seseorang. Alasan untuk kabur dari tanggung jawab dan rasa bersalah. Lalu cara paling mudah untuk mencari kambing hitam tanpa harus terluka sendiri.

Meski perkembangan teknologi membuat tindakan buruk jadi mudah, tapi perkembangan teknologi juga membuat hal baik jadi mudah dilakukan. Setelah itu, yang tersisa hanyalah bagaimana orangnya memutuskan untuk menggunakannya.

Terima kasih.

Komentar